KHUSNUDHON YANG SALAH JAUH LEBIH BAIK DARIPADA SUUDHON YANG BENAR
Melenggang dengan bangganya
mengomentari kehidupan orang lain tanpa melihat dan mengoreksi diri sendiri.
Itulah manusia, mereka lebih suka mengomentari pribadi-pribadi lain daripada pribadinya
sendiri. Terlebih lagi seorang wanita yang lidahnya lebih mematikan daripada
bisa ular, jika si lidah ini tak diberi pembatas iman dalam berbicara. Entahlah
saya juga terheran-heran mengapa daging yang tak bertulang ini lebih lihai
dalam menyayat hati dibanding pisau belati. Kadang saya berpikir manusia yang
terlalu ikut campur dengan urusan orang lain bukan menumbuhkan sikap peduli
tapi malah seperti orang kurang kerjaan saja.
Dalam berkehidupan, tak jarang
kita menemukan model manusia seperti yang seperti sudah dijelaskan diatas. Tapi
kita pun tidak sepenuhnya memiliki hak untuk mengatur kehidupan mereka menjadi
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Cukup kita menjadi yang Tuhan inginkan
dan segalanya akan terasa baik-baik saja. Sebenarnya ada banyak cara untuk
mengendalikan si lidah ini untuk memiliki control dalam menyuarakan opininya
kalau dalam bahasa music ada yang namanya “pitch control”. Nah, sekarang
sebenarnya apa yang dapat menjadi pengendali si lidah ini? Berikut jawabannya.
Ada segumpal daging dalam diri
manusia yang apabila ia baik maka seluruh aggota tubuhnya menjadi baik, dan
apabila ia buruk maka akan buruk juga seluruh anggota tubuhnya. Ia adalah hati,
lidah dapat dikendalikan dengan hati karena setiap ucapan yang terlontarkan biasanya
cenderung lebih mencerminkan apa yang sedang ada di dalam hati. Salah satu
cerminan hati yang baik adalah ketika hati senantia ber-khusnudhon atas
pekerjaan dan urusan orang lain, walaupun sebenarnya menurut akal kita itu
adalah suatu keburukan. Sebagai seorang manusia yang bijak hendaknya bisa
menentukan yang baik untuk hatinya sehingga baik juga di lidahnya.
Ingat ya, khusnudhon yang
salah lebih baik daripada suudhon yang benar, bukankah di nasehat ini, Tuhan
sudah memberi rambu-rambu yang teramat jelas untuk kita menyikapi urusan orang
lain? Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi rambu-rambu tersebut. Ingin
tetap nyinyirin urusan orang lain karena suudhon atau lebih memilih khusnudhon
saja agar Alloh ridho dengan hati kita.
Coba saja betapa bahayanya
suudhon ini, hanya bermula dari suudhon kemudian diucapkan dengan si lidah
ditambah lagi ada yang mendengarkan belum lagi jika disebar luaskan atau
istilahnya di “share” oleh pendengar dari mulut satu ke mulut yang lain, dari
telinga satu sampai ke telinga lain. Dan tak jarang hanya karena modal suudhon
bisa berubah menjadi fitnah yang kejam. Itulah mengapa Alloh melarang kita
untuk ber-sudhon.
Okey kawan, sekian dulu. Buat
kalian semua “stay calm” dab ucapkan yang perlu diiucapkan. Jangan berlebihan
tapi jangan pula terlalu membatasi diri. Lakukan yang terbaik untuk hidupmu
hari ini, dan esok kau akan memanen kebaikanmu.
Wallohu
a’lam bisshowwab
Wassalamu’alaikum :)
Komentar
Posting Komentar